Disebuah kota kecil,tepatnya di kota juang kabupaten melawi saya terdiam seorang diri hanya di temani secangkir kopi.
Sesekali ku teguk kopi memunculkan reaksi dan menumbuhkan inspirasi bahwa aku tersadar kalau hari ini adalah hari bumi.
Hari Bumi jatuh pada tanggal 22 April. Tujuan awal Hari Bumi adalah untuk meningkatkan kesadaran publik tentang isu lingkungan, memobilisasi dukungan publik untuk konservasi dan perlindungan planet ini, dan menjadikan lingkungan sebagai isu politik nasional.
Tujuannya yaitu untuk mengedukasi masyarakat tentang adanya dampak perubahan iklim dan polusi, mendesak pemerintah menerapkan regulasi ramah lingkungan, mewujudkan aksi nyata, melindungi spesies yang terancam punah, serta memastikan Bumi adalah planet layak huni untuk generasi mendatang.
Sambil menikmati kopi saya berfikir sambil membuka layar hp jadulku tiba tiba bermunculan situs berita dengan secara masiv di berbagai platform media baik nasional maupun lokal memberitakan peringatan hari bumi dengan acara penanaman satu juta pohon matoa secara simbolis.
Pentingnya merayakan Hari Bumi,
Hari Bumi adalah hari internasional yang didedikasikan untuk planet kita. Hari ini menarik perhatian terhadap lingkungan dan konon katanya upaya untuk mempromosikan konservasi dan keberlanjutan yang setiap tahun pada tanggal 22 April, sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia mengambil tindakan untuk meningkatkan kesadaran akan krisis iklim dan membawa perubahan perilaku untuk melindungi lingkungan.
Lalu saya berfikir kapan hari bumi mulai di peringati menurut dari berbagai sumber,Setiap tanggal 22 April dunia mengenal sebagai Hari Bumi sebagai wujud dedikasi terhadap pelestarian planet yang ditinggali umat manusia. Hari Bumi dimulai di Amerika Serikat (AS) pada 1970 ketika perlindungan terhadap lingkungan belum menjadi prioritas agenda dalam kancah internasional.
Setiap tanggal 22 April dunia mengenal sebagai Hari Bumi sebagai wujud dedikasi terhadap pelestarian planet yang ditinggali umat manusia. Hari Bumi dimulai di Amerika Serikat (AS) pada 1970 ketika perlindungan terhadap lingkungan belum menjadi prioritas agenda dalam kancah internasional.
Dilansir dari laman Earth Day, peringatan Hari Bumi pertama kali digagas oleh Senator Gaylord Nelson dari Wisconsin, AS pada tahun 1970.
Namun kesadaran terhadap lingkungan baru dimulai pada saat Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Lingkungan pada tahun 1972 di Stockholm dan menandai awal kesadaran dunia internasional akan saling ketergantungan antara manusia dan alam, khususnya bumi sebagai tempat tinggal manusia.
Memperluas makna lingkungan agar mencakup isu-isu seperti perubahan iklim , sekolah hijau dan kurikulum lingkungan , pekerjaan hijau , dan energi terbarukan ;
Diversifikasi gerakan dengan menyediakan kesempatan keterlibatan masyarakat di tingkat lokal, negara bagian, nasional, dan global di seluruh dunia menyadari bahwa perubahan iklim berdampak pertama dan paling parah pada warga negara kita yang paling rentan, sering bekerja dengan masyarakat berpenghasilan rendah untuk menyuarakan pendapat dan isu dalam gerakan ini dan memotivasi masyarakat dengan bekerja sama dengan organisasi mitra untuk menyediakan kesempatan bagi seluruh warga agar aktif dalam gerakan lingkungan hidup.
Pertanyaanya sejak dari tahun 1972 kita sudah ikut berpartisipasi dalam gerakan hari bumi yang diperingati setiap tanggal 22 april berarti sudah 53 tahun kita ambil bagian tersebut dampak apa yang sudah kita peroleh dari manfaat tersebut?
Bayangkan jika setiap tahunnya kita menanam satu juta pohon berarti ada 53 juta pohon yang berdiri tegak di lingkungan kita.
Hemmm kembali saya meraih gelas kopi sembari meminumnya dan ditemani sebatang rokok saya menyeringai dan membayangkan akhir akhir ini terjadi kerusakan lingkungan dimana mana.
Konon menurut informasi di berbagai media elektronik bermunculan pemberitaan dengan masiv terkait aktipitas ilegal yang menjadi biangkerok kerusakan lingkungan baik aktipitas PETI maupun ilegal logging.
Dari dua aktipitas tersebut sudah jadi program utama pemerintah melalui kementerian esdm dan kementerian lingkungan hidup dan kehutanan dan di dukung semua kepala daerah,gubernur,bupati dan walikota serta jajaran aparat penegakan hukum setempat.
Sebelum mengakhiri tulisan ini saya berpendapat dalam rangka mebyelamatkan bumi kita tidak bisa hanya melakukan kegiatan seremonial yang mengatasnamakan hari bumi semata.Hal ini perlu pengkajian lebih matang serta melakukan edukasi melalui seminar seminar,pendidikan serta penyuluhan hukum yang melibatkan tokoh masyarakat seperti Perangkat desa,temenggung/punggawa dan tokoh pemuda.
Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua mari selamatkan bumi tercinta demi keberlangsungan anak cucu kita.
Oleh Pimpinan Redaksi meldanewsonline.id
#Meladanewsonline.id
#Jurnalis Melawi Indipenden
#DPC KIN-PROJAMIN Kab-Melawi
0 Komentar