Robohnya Jembatan Gantung Desa Nanga Menunuk Menuai Komentar, Tusep Ekaburang Katakan Akibat Kelebihan Beban.
Meldanewsonline.id
Melawi Kalbar - Pembangun jembatan gantung penghubung dari Dusun Kaderas damai menghubungkan ke Dusun Menunuk, Desa Menunuk Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi, Ambruk, saptu pagi 23/11/2024, sekira jam 9 - 00 Wib, Insiden terjadi saat proses pekerjaan finishing yang akan rencananya akan di resmikan pada tgl 24/11/2024.
Jembatan Gantung di Desa Menunuk, Kecamatan Belimbing, Kabupaten Melawi yang masih dalam pekerjaan finishing dikabarkan roboh pada Sabtu (23/11/2024), sekitar pukul 09.30 WIB. Dugaan robohnya jembatan ini disebabkan oleh putusnya jarum keras pengunci tali sling akibat kelebihan beban (overload).
Mengutip dari media wartamelawi.com Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Melawi, Tusep Eka Burang, segera meninjau lokasi untuk memeriksa kondisi pasca-kejadian. Dalam keterangannya kepada wartawan, Tusep menegaskan bahwa robohnya jembatan bukan disebabkan oleh kesalahan konstruksi, tetapi murni karena faktor beban yang melebihi kapasitas.
“Jembatan ini dirancang memiliki kapasitas beban sekitar 3 hingga 4 ton, yang diperuntukkan bagi kendaraan roda dua. Dugaan sementara robohnya jembatan akibat overload dan menyebabkan utama putusnya jarum keras pengunci tali sling,” ujar Tusep usai melihat lokasi kejadian.
Tusep juga menjelaskan bahwa proyek pembangunan jembatan ini masih berada dalam tahap finishing sebagai bagian dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024.
“Proses pengerjaan jembatan terbagi dalam dua tahap, yaitu tahap pengerjaan dan tahap finishing. Karena masih dalam tahap pelaksanaan dan belum ada serah terima, maka tanggung jawab sepenuhnya masih berada pada pihak kontraktor. Selain itu, hingga saat ini belum ada pembayaran kepada kontraktor terkait pekerjaan finishing jembatan ini,” jelasnya.
Melihat dan mendengar pemberitaan Robohnya jembatan tersebut kami langsung melihat dan melakukan invesigasi kelapangan ternyata apa yang ramai di perbincangkan para netizen di grup whatsapp memang benar terjadi.
Kami langsung menanyakan kepada masyarakat setempat apakah benar saat jembatan itu rubuh dalam keadaan kelebihan beban?... mereka mengatakan pada saat kejadian tersebut yang ada diatas jembatan tersebut paling banyak berkisar 4-5 orang saja dan itu pun mereka adalah pekerja yang sedang mengerjakan jembatan tersebut ucap salah seorang yang berinisial AW kepada media.
Berdasarkan invesigasi media dilapangan Robohnya jembatan tersebut besar dugaan dikarenakan bukan disebabkan kelebihan beban melainkan ada unsur kelalaian dari tenaga teknis dan lemahnya pengawasan.
Kami melihat langsung seperti Span skrup/Jarum keras tarikan angin diduga tidak standar dengan ukuran panjang bentangan jembatan tersebut sehingga skrup jarum keras tidak mampu memikul beban mati ya itu beban material yang terpasang di komponen jembatan tersebut.
Padahal jika kita berbicara tentang jembatan ada beberapa beban yang harus diperhitungkan dalam perencanaan tersebut yaitu beban mati yang sering di sebut beban material dan ditambah beban hidup serta beban angin.
Kami juga melihat kemungkinan besar diduga ada perobahan/pergeseran menara pylon akibat menahan beban berat jembatan tersebut serta menarik jembatan penghubung mengalami pergeseran kurang lebih dua senti. Dengan pergeseran menara pylon dari pindasi atau gelegar utama berarti kondisinya sangat diragukan jika pekerjaan dilanjutkan tanfa invesigasi ulang oleh pihak ahlinya apakah kontraknya bisa dilanjutkan atau tidak.
Kami sarankan kepada pihak yang berwenang jika pekerjaan akan di teruskan setidaknya pisik bangunan yang sudah ada perlu di tinjau ulang apakah sudah memenuhi sarat apa tidak sebab ini jembatan jangan main main dengan kontruksi lengah nyawa manusia yang jadi korban ( Jumain)
0 Komentar