Uang Kerohiman Tidak Layak, Korban Kebakaran Pasar Kalideres Adukan Nasib Mereka Ke Posko Pengaduan Rakyat

Jakarta -- Sejumlah pedagang Korban kebakaran pasar kalideres mendatangi Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (10/11) pagi. Mereka ingin mengadukan permasalahan mereka terkait uang kerohiman yang tidak layak dan tidak sesuai dengan kerugian mereka akibat kebakaran yang melanda kios mereka, serta tersendat sendatnya pembangunan pasar kalideres yang dinilai sangat merugikan mereka.

Salah seorang pedagang yang mengadu ke Balai Kota pagi ini adalah Mangasi Simanungkalit warga Kalideres, Jakarta Barat. Ia mengadu soal tidak layaknya uang kerohiman yang direkomendasikan oleh pihak Perumda Pasar Jaya kepada para korban kebakaran yang telah mengalami kerugian materi sampai puluhan juta, bahkan ratusan juta rupiah. Ia meminta pihak Perumda Pasar Jaya agar merevisi ulang kebijakannya terkait uang kerohiman bagi para korban kebakaran. 

"Jadi alasan kami kesini, ke posko pengaduan rakyat ini, untuk menyampaikan aspirasi kami terkait uang kerohiman. Kami meminta pihak manajemen Pasar Jaya agar menambahkan nominal uang kerohiman bagi para korban kebakaran yang sampai saat ini nasibnya sangat memilukan," katanya di meja pengaduan rakyat yang hadir kembali di balaikota.

Lebih jauh lagi, Mangasi Simanungkalit menegaskan, dirinya dan teman teman pedagang yang lain sangat berharap kepada Bapak Pejabat Gubernur DKI Jakarta, agar meluluskan permohonan mereka terkait uang kerohiman.

"Kami sangat berharap kepada Bapak Pejabat Gubernur DKI Jakarta agar sekiranya bersedia meluluskan permohonan kami terkait uang kerohiman yang layak bagi kami, agar kami bisa punya modal untuk berjualan kembali sebagaimana sebelumnya," terangnya. 

Salah seorang pedagang yang lainnya, Totok Paryono menceritakan sebuah kronologis kejadian, dari awal mereka pindah ke tempat penampungan, hingga terjadi peristiwa kebakaran yang melanda kios mereka di penampungan.

"Belum juga sebulan kami pindah ke penampungan, sudah terjadi peristiwa yang sangat memilukan itu, pak. Semua barang dagangan kami ludes dilalap api hanya dalam hitungan menit. Itu semua karena tidak adanya MCB dalam instalasi listrik di penampungan," tandasnya. 

Lebih jauh lagi Totok Paryono menceritakan tentang lambannya pihak Pasar Jaya dalam menangani para korban kebakaran. Dari pembangunan tempat penampungan bekas kebakaran yang sangat lamban proses pengerjaannya, yang awalnya dijanjikan hanya butuh waktu tiga atau empat minggu terealisasi, namun kenyataannya setelah enam bulan baru terealisasi

"Itu pun setelah Bapak Walikota Jakarta Barat datang ke pasar, dan menggelar musyawarah antara dirinya, pihak manajemen Pasar Jaya, serta pihak kontraktor. Maka lahirlah kesepakatan saat itu, bahwa akhir Juli 2022 pembangunan tempat penampungan bagi para korban kebakaran harus selesai," tegasnya. 

Salah seorang pedagang lainnya, Norman Alfarizy menceritakan di meja pengaduan rakyat tersebut tentang tersendat sendatnya pembangunan pasar kalideres, yang awalnya dijanjikan hanya butuh waktu sembilan bulan, tapi sampai setahun lebih ini, hanya tiang tiang saja yang berdiri.

Para pedagang itu meminta kepada Bapak Pejabat Gubernur yang terpilih, agar segera menjawab keluhan mereka di meja pengaduan tersebut. 

Sementara pegawai yang ditugaskan di meja pengaduan tersebut, Bapak Jerry, mantan Camat Kalideres, berjanji akan menyampaikan dan menindaklanjuti berbagai keluhan mereka kepada instansi yang terkait, serta akan menyampaikan surat mereka kepada Bapak Heru Budi Hartono selaku Pejabat Gubernur DKI Jakarta yang baru.(***Red)

Posting Komentar

0 Komentar