Meldanewsonline.id, Semarang -Jawa tengah Pendidikan remaja yang berkiblat dengan cara Rasulullah dalam mendidik keluarga serta sahabat beliau. Rasulullah Muhammad SAW merupakan teladan terbaik yang tidak hanya mengajarkan bagaimana cara beribadah dengan benar, namun juga bagaimana mengatur suatu keluarga hingga Negara. Rasullulah sendiri menegaskan bahwa beban tanggung jawab dalam pendidikan remaja berada di pundak orang tua. Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk bisa menerapkan pola pendidikan yang tepat bagi remaja Remaja merupakan masa yang kritis dalam siklus perkembangan seseorang. Di masa ini banyak terjadi perubahan dalam diri seseorang sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Remaja tidak dapat dikatakan lagi sebagai anak kecil, namun ia juga belum dapat dikatakan sebagai orang dewasa. Hal ini terjadi oleh karena di masa ini penuh dengan gejolak perubahan baik perubahan biologik, psikologik, mapun perubahan sosial.
Dalam keadaan serba tanggung ini seringkali memicu terjadinya konflik antara remaja dengan dirinya sendiri (konflik internal), maupun tidak diselesaikan dengan baik maka akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan remaja tersebut di masa mendatang, terutama terhadap pematangan karakternya dan tidak jarang memicu terjadinya gangguan mental.
Masa remaja adalah masa yang ditandai oleh adanya perkembangan yang pesat dari aspek biologik, psikologik, dan juga sosialnya. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya berbagai dis harmonisasi yang membutuhkan penyeimbangan sehingga remaja dapat mencapai taraf perkembangan psikososial yang matang dan adekuat sesuai dengan tingkat usianya. Kondisi ini sangat bervariasi antar remaja dan menunjukkan perbedaan yang bersifat individual, sehingga setiap remaja diharapkan mampu menyesuaikan diri mereka dengan tuntutan lingkungannya.
Remaja adalah proses perubahan fisik saat tubuh anak berubah menjadi tubuh dewasa (datang dewasa) yang mampu melakukan reproduksi seksual. Proses ini dimulai dengan sinyal hormonal dari otak ke gonad: ovarium pada anak perempuan, testis pada anak laki-laki. Masa transisi dari anak-anak menuju remaja, pada masa ini remaja mengalami perubahan fisik dan pola pikir yang berkembang. Bisa berlangsung cepat atau lambat.
Masa remaja juga disebut masuk masa pubertas ditandai dengan perubahan primer dan sekunder. Perubahan primer menjadi awal seseorang mengalami pubertas. Pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah, sedangkan perempuan mengalami menstruasi. Perubahan sekunder ditandai dengan perubahan fisik.
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis dan perubahan social. Di sebagian besar masyarakat dan budaya, masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Pubertas ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja, yang ditandai dengan perubahan pada seks primer (Primary Sex Characteristics) dan perubahan pada seks sekunder (Secondary Sex Characteristics).
Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu urutan tertentu, namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan individual dalam umur dari perubahan-perubahan.
Fenomena baru dalam era globalisasi ini adalah bertemunya budaya timur dan barat yang diharapkan dapat melahirkan peradaban baru di kedua belah pihak. Akibat adanya kemajuan ini manusia mampu mengambil segi-segi positif dari semua budaya yang diterimanya guna memperkaya unsur-unsur budaya yang telah ada. Pihak yang berada di belahan timur mendapat pemahaman rasionalis barat, sedangkan yang berada di belahan barat dapat mempelajari dan menyerap nilai-nilai religius timur. Dengan demikian, paham rasionalis dan materialis yang berkembang pesat di barat yang ditopang oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat bersanding dengan spiritualitas timur Pada era keterbukaan arus informasi seperti sekarang, penanganan orang tua terhadap remaja baru gede (RBG) pun harus mengalami penyesuaian. Sebab, mudahnya akses terhadap media sosial menjadikan kecepatan remaja menuju kedewasaan semakin bervariasi. Di lain pihak, upaya orang tua untuk membatasi remajanya dalam hal-hal tertentu saat ini terbentur dengan kemudahan seseorang dalam mengakses informasi sejak usia dini.
Bahkan, semakin banyak remaja awal yang sudah mulai mengerti ketertarikan pada lawan jenis. Dan juga terkait dengan perkembangan sosial, pribadi, teknologi dan belajar serta dikaitkan dengan digital parenting. Saat ini, internet dan media sosial sudah sangat global, dan anak atau remaja sudah bisa mengaksesnya dengan mudah, mungkin dari smartphone yang mereka miliki. orang tua zaman sekarang dituntut untuk lebih bijak dalam membuka interaksi anak di media sosial..Orang tua harus melakukan pembatasan dari sisi usia. Jangan sampai anak dan remaja,
Ketika remaja sudah mulai kecanduan media sosial dan terlalu sering mengumbar perasaan di internet, saat itulah orang tua dituntut untuk mengambil sikap dengan menyetop akses anak terhadap media sosial.
Permasalahannya, kebanyakan anak yang menginjak usia remaja mulai bersikap tertutup dan menjaga jarak dengan orang tuanya. Masalah komunikasi itu pula yang kerap mengeruhkan hubungan antara remaja dengan orang tuanya. Maka perlu dipahami orang tua adalah remaja juga punya privasi. Tapi, privasi berbeda dengan rahasia. Orang tua harus tahu, bahwa kamar remaja adalah privasi, sehingga tidak boleh seenaknya menggeledah atau masuk jika anak tidak berkenan.
Permasalahan-permasalahan pribadi, sosial dan sebagainya tersebut terwujud sebagai dampak negatif globalisasi, seperti: arus informasi yang tak terkendali, timbulnya sikap yang kebarat-baratan atau westernisasi, sikap anggota masyarakat yang cenderung individualistis, menurunnya semangat, kepedulian, dan solidaritas.
Semakin canggihnya teknologi digital masa kini membuat perubahan besar terhadap dunia, dan telah melahirkan berbagai macam teknologi baru yang semakin maju. Teknologi pada era digital ini membawa banyak manfaat dari berbagai bidang seperti politik, eknomi,sosial budaya, pertahanan atau keamanan serta teknologi informasi, namun tidak dipungkiri setiap pemanfaatannya memiliki tantangan.
Digital parenting merupakan pola pengasuhan anak yang disesuaikan dengan kebiasaan anak yang begitu akrab dengan perangkat digital, seluruh urusan kita tak lepas dari peran teknologi. Termasuk dalam hal pola asuh anak. Itu sebabnya, ibu masa kini, perlu tahu apa itu digital parenting. Untuk itu, edukasi terkait pola asuh di era digital menjadi sangat penting guna terwujudnya literasi digital di berbagai kalangan usia, yang pada akhirnya berdampak positif pada tumbuh kembang anak yang sehat, bahagia, dan mampu bersosialisasi pada lingkungan.
4 strategi yang perlu diperhatikan para orang tua dalam menerapkan digital parenting ; orientasi digital sesuai dengan kebutuhan dan usia anak/remaja, keseimbangan teknologi, aktifitas interaktif dan pola asuh demokratis. Hal ini (masa remaja) perlu dioptimalkan agar masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa dengan baik (sukses) dan bahagia di masa remaja dengan segala kekurangan dan kelebihan di masa pubertas akibat perkembangan teknologi.
Dr Tri Leksono Ph,.S.Kom,.M.Pd,.Kons
Wakil Ketua APPAUDI (Asosiasi Pelatih Pendidik Anak Usia Dini) Jateng
( Sukindar)
0 Komentar