Opini Polemik tengkulak BBM di Masyrakat Pasca Pandemi Covid-19

Opini-Ketidakpastian, kebingungan, dan keadaan darurat yang diakibatkan oleh pandemi covid-19 dapat menjadi stressor bagi banyak orang di kalangan Masyrakat. Ketidakpastian dalam mengetahui kapan wabah akan berakhir membuat banyak golongan masyarakat terutama golongan menengah ke bawah bingung memikirkan nasib mereka. Kehidupan yang berjalan seperti biasa tanpa adanya mata pencaharian membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan hidup. Keberadaan virus Corona yang mengancam setiap orang berpeluang menjadi stressor bagi sebagian besar orang, dan dampaknya meningkatnya ancaman keamanan dan ketertiban di masyarakat bisa jadi sama parahnya dengan dampak yang ditimbulkan jika mereka tidak cepat memulihakan ekonominya.

Krisis ekonomi di masyarakat akibat wabah virus Corona atau pandemi Covid-19  terutama di sektor perdagangan yang mengakibatkan banyak masyrakat memilih jalan pintas untuk memulihkan ekonominya dengan berbagai cara, Salah satunya menjadi tengkulak bahan bakar minyak subsidi meski mereka sadar bahwa memperjual belikan bahan bakar subsidi dapat di pidana. 
 
Dampaknya sebagian masyarakat mengeluhkan dan resah terhadap para tengkulak bahan bakar minyak sebab mengakibatkan antrian panjang di setiap SPBU seperti yang banyak beredar di media sosial.

RS" (32) salah satu pengecer bahan bakar minyak eceran yang  ada di pinggir jalan Trans Sulawesi  menuturkan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak untuk di ecerkan kembali ke pengguna kendaraan baik roda 2 maupun roda 4, pro kontra memang kalau kemudian pemerintah benar-benar menertibkan pengambilan bahan bakar minyak di spbu, mau makan apa anak kami, Sementara banyak yang menggantungkan hidupnya menjadi tengkulak bahan bakar, Apakah pemerintah mampu membuka lapangan pekerjaan untuk kami para tengkulak yang mana  kita ketahui secara Umum bahwa bukan hanya di sulawesi bahkan seluruh indonesia bnyak orang yang menggantungkan hidupnya di Bisnis bahan bakar minyak" Terangnya. 

Bagaiamana kemudian masyrakat yang ada di Pegunungan dan pinggiran Pantai apakah pemerintah mampu menghadirkan spbu seperti di kecamatan seko dan rampi dan wilayah pinggiran pantai lainnya ? Kalau kemudian tidak ada tengkulak bagaimana dengan mereka yang harus bekerja menggunakan bahan bakar minyak  pasti sangat sulit untuk mereka langsung ke SPBU karna terkendala jarak yang begitu jauh"Tutupnya.

#journalist coffee Passik

Posting Komentar

0 Komentar