Akibat Uang Kerohiman Tidak Sesuai Dengan Kerugian, Korban Kebakaran Pasar Kalideres Kirim Surat Terbuka Buat Dirut Pasar Jaya

Jakarta - Meldanewsonline.id  
Sejumlah pedagang korban kebakaran Pasar Kalideres, Jakarta Barat, mengirimkan surat terbuka untuk Direktur Pasar Jaya. Begini bunyi suratnya :

Wahai Bapak Dirut Pasar Jaya yang baru.…

Perkenalkan kami adalah para korban kebakaran pasar kalideres, Jakarta Barat. Sebelas bulan yang lalu kios kami terbakar dan nasib kami tak menentu di belantara Ibukota. Belum lagi tidak adanya kepastian perihal uang kerohiman yang layak dari pihak manajemen Pasar Jaya akan barang dagangan kami yang hangus terbakar. Kami mengalami kerugian material sampai puluhan juta bahkan ratusan juta rupiah, namun pihak manajemen Pasar Jaya hanya memberikan uang kerohiman pada kami sebesar lima juta rupiah. Sudah jelas, hal itu kami tolak. Usaha yang kami bangun selama puluhan tahun, hancur tanpa sisa hanya dalam sekejap mata.
Dikarenakan bangunan pasar akan direvitalisasi, maka pada tanggal 1 Oktober 2021 kami dipindahkan ke tempat penampungan sementara (TPS) yang telah disediakan di lahan parkir area Pasar Kalideres. Ukuran kios yang kami tempati di tempat penampungan sementara itu hanya 1,8 M X 1,5 meter per segi. Tidak sampai 4 meter per segi luas kios tersebut. Pada tiap kios tidak dipasang MCB, aliran listrik di penampungan tersebut di los begitu saja tanpa pengaman.

Pada awal kami berjualan di penampungan sementara tersebut, memang sering terjadi mati listrik sebelah. Kadang di kios kami listriknya mati, sementara di sebelah kios kami listriknya menyala, terkadang juga sebaliknya. Dan ketika kami tanyakan kepada pengelola pasar, katanya gardu listrik nya panas, maka harus dimatikan sebelah. Ada juga tetangga kios kami, pedagang juga, yang stop kontaknya telah dimatikan, namun arus listriknya masih tetap menyala, terjadi korsleting katanya, ketika kami tanyakan kepada pihak yang mengerti listrik. Bahkan salah seorang pengelola pasar pun pernah kesetrum karena membantu memperbaiki aliran listrik yang korslet di kios penampungan tersebut. Banyak saksi mata yang melihat peristiwa itu.

Seminggu sebelum terjadi peristiwa yang mengenaskan itu, datang tim dari Cikini mengontrol dan memperbaiki gardu listrik yang sering bermasalah itu. Lalu seminggu kemudian, tepatnya pada hari minggu, tanggal 24 Oktober 2021, terjadilah peristiwa yang sangat memilukan itu. Kios kami terbakar. Sebanyak 57 kios pada saat itu terbakar. Hanya dalam hitungan menit. Begitu juga barang dagangan kami, semuanya ludes terbakar api. Tak ada sedikit pun yang tersisa, hanya airmata dan isak tangis para korban yang terdengar.

Lalu untuk memenuhi kebutuhan hidup, pada Pertengahan bulan desember 2021, sebagian dari kami terpaksa berjualan dengan barang dagangan seadanya di emperan pasar dan trotoar jalan. Ada juga diantara kami yang baru berjualan pada pertengahan Januari, bahkan ada yang baru berjualan pada pertengahan Februari. Itu pun modalnya boleh minjam dari sanak saudara. kami terpaksa berjualan di bawah terik matahari dan hujan, agar perut kami dapat makan dan melanjutkan hidup sebagaimana layaknya. 

Tentunya dengan barang dagangan yang sedikit, kami hanya bisa memperoleh keuntungan yang sedikit pula. Kadang kami juga tidak pelaris sama sekali. Belum lagi kalau diguyur hujan. Barang dagangan kami banyak yang rusak dan tidak bisa laku lagi untuk dijual. 

Pada awal Februari, kami berkirim surat ke manajemen Pasar Jaya, agar tempat penampungan sementara dan gedung utama pasar segera dibangun. Tak lama kemudian datanglah Petinggi Pasar Jaya ke Pasar Kalideres dan menemui para pegawai kontraktor yang hadir disitu. Mereka berencana akan membangun tempat penampungan sementara yang bekas terbakar agar para pedagang korban kebakaran dapat berjualan kembali di kios penampungan. Para pegawai kontraktor itu menjanjikan kepada pihak Pasar Jaya hanya butuh waktu tiga atau empat minggu mengerjakan tempat penampungan sementara bagi para korban kebakaran. Setelah itu mereka akan membangun gedung utama pasar kalideres yang telah empat bulan dirobohkan.

Beberapa hari kemudian, masih di bulan Februari, datanglah tukang yang akan membangun kembali tempat penampungan sementara yang telah terbakar itu. Bukan main bahagianya hati kami saat itu. Tak terasa, airmata kami menetes menyaksikan semua itu.

Namun kebahagiaan yang kami rasakan pada saat itu hanya fatamorgana. Buktinya sampai bulan Juli, pembangunan tempat penampungan sementara itu tak kunjung selesai. Sampai bulan Juli itu, kami masih berjualan di emperan dan trotoar jalan. Sering kami kehujanan dan basah basahan. Semua itu kami lakukan agar kami dan anak anak kami dapat makan, sisanya buat bayar kontrakan dan bayar hutang.

Semakin hari, barang dagangan kami semakin sedikit. Terlebih lagi, di masa pandemi ini, ekonomi sangat sulit sekali. Sementara hutang kami menumpuk di mana mana. Untuk membayar tagihan listrik di rumah saja, kami harus minjam kesana kemari.

Alhamdulillah di akhir bulan Juli, tempat penampungan yang dijanjikan tiga atau empat minggu selesai itu, telah terealisasi pembangunannya. Maka pada tanggal 1 Agustus kami menerima kunci dan membenahi barang dagangan kami yang ala kadarnya di kios penampungan tersebut. 

Kini kami telah berjualan di kios penampungan tersebut dengan kondisi barang dagangan yang sangat memilukan. Mau minjam uang untuk tambah modal, tapi hutang kami sudah menumpuk di mana mana. Kini tak ada lagi yang mau meminjamkan uang pada kami. 

Dalam kondisi yang Serba sulit ini, kami melayangkan surat kepada pihak manajemen Pasar Jaya, agar uang kerohiman tersebut ditanbahkan nominalnya. Hal itu untuk mengobati luka hati kami dan menghibur kesedihan hati kami, serta untuk meringankan beban kerugian kami akibat kebakaran tersebut.

Tapi sampai kini, sampai kami menulis surat terbuka ini, pihak manajemen Pasar Jaya belum menanggapi surat kami. 

Bapak Dirut Pasar Jaya yang baik. 

Kami sangat mengharapkan kebijaksanaan dan perikemanusiaan Bapak Dirut dalam mencarikan solusi bagi kami.
Tolong tanggapi surat kami, pak... 
Tambahkan uang kerohiman bagi kami agar kami dapat modal kembali, pak... 

Dari kami, Para korban kebakaran Pasar Kalideres, Jakarta Barat. 


Jakarta, 14 September 2022

Posting Komentar

0 Komentar