Berita Terpercaya ~ Perasaan bahagia,sedih, hingga emosi mungkin mewakili hati keluarga George Stinney Jr, bocah 14 tahun yang dieksekusi mati pada 16 Juni 1944.
Bahagianya karena Stinney tidak bersalah atas kasus yang dituduhkan padanya saat itu. Rasa sedih sendiri karena Stinney kini sudah tiada, dan emosi karena kebenaran ini baru terungkap setelah nyawa Stinney hilang dan setelah puluhan tahun lamanya.
Sebelumnya, dikutip Tribunnews.com, Stinney ditangkap polisi dikarenakan dua gadis kulit putih yang masih muda ditemukan dibunuh secara brutal. Gadis-gadis itu dipukuli pada bagian kepala dan dibuang di parit.
Tuduhan ini menuju ke Stinney karena saat kejadian ia berada di dekat lokasi. Saat itu, ia bersama saudara perempuannya yang bernama Amie Ruffner yang sekarang berusia 77 tahun tengah menyaksikan sapi keluarga mereka makan rumput di dekat beberapa rel kereta api, di dekat rumah mereka ketika kedua gadis yang mati itu mengendarai sepeda mereka.
Tak hanya berada di dekat lokasi, Stinney juga dilaporkan mengambil barang bukti yang digunakan untuk membunuh kedua gadis tersebut, yakni berupa sepotong besi.
“Saya menangkap seorang anak laki-laki dengan nama George Stinney,” kata seorang petugas penegak hukum bernama HS Newman dalam pernyataan tertulis.
“Dia kemudian membuat pengakuan dan memberi tahu saya di mana menemukan sepotong besi sepanjang 15 inci.”
“Dia mengatakan dia meletakkannya di selokan sekitar enam kaki dari sepeda.”
Atas pengakuan itulah, Stinney dinyatakan bersalah atas pembunuhan Betty Juni Binnicker (11) dan Mary Emma Thames (8) pada 24 April 1944 dan dijatuhi hukuman mati dengan listrik.
Dan ketika saklar dinyalakan, guncangan itu merobohkan tubuh Stinney, memperlihatkan wajahnya yang penuh air mata. Dia menjadi orang termuda di zaman modern untuk dihukum mati.
70 tahun setelah hukuman matinya, fakta baru justru terungkap terkait status Stinney yang tidak bersalah.
“Saya menangkap seorang anak laki-laki dengan nama George Stinney,” kata seorang petugas penegak hukum bernama HS Newman dalam pernyataan tertulis.
“Dia kemudian membuat pengakuan dan memberi tahu saya di mana menemukan sepotong besi sepanjang 15 inci.”
“Dia mengatakan dia meletakkannya di selokan sekitar enam kaki dari sepeda.”
Atas pengakuan itulah, Stinney dinyatakan bersalah atas pembunuhan Betty Juni Binnicker (11) dan Mary Emma Thames (8) pada 24 April 1944 dan dijatuhi hukuman mati dengan listrik.
Dan ketika saklar dinyalakan, guncangan itu merobohkan tubuh Stinney, memperlihatkan wajahnya yang penuh air mata. Dia menjadi orang termuda di zaman modern untuk dihukum mati.
70 tahun setelah hukuman matinya, fakta baru justru terungkap terkait status Stinney yang tidak bersalah.
Fakta ini berhasil diungkap oleh sejarawan George Frierson, seorang anggota dewan sekolah setempat yang dibesarkan di kampung halaman Stinney.
Mantan teman satu sel Stinney mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bocah itu membantah tuduhan itu.
“Saya tidak, tidak melakukannya,” kata Willford Hunter yang menirukan apa yang Stinney katakana saat itu.
Dia berkata, “Mengapa mereka mau membunuh saya untuk sesuatu yang tidak saya lakukan?”
Sementara itu, seorang psikiater forensic anak memberikan kesaksian minggu ini bahwa pengakuan Stinney seharusnya tidak pernah dipercaya.
“Ini adalah pendapat profesional saya, dengan tingkat kepastian medis yang wajar, bahwa pengakuan yang diberikan oleh George Stinney Jr. pada atau sekitar 24 Maret 1944, paling baik dikarakteristikkan sebagai pengakuan patuh dan palsu,” kata Amanda Sales kepada pengadilan.
“Itu tidak bisa diandalkan.”
Pada akhirnya, pada 17 Desember 2014, secara anumerta George Stinney dinyatakan tidak bersalah.
Mantan teman satu sel Stinney mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bocah itu membantah tuduhan itu.
“Saya tidak, tidak melakukannya,” kata Willford Hunter yang menirukan apa yang Stinney katakana saat itu.
Dia berkata, “Mengapa mereka mau membunuh saya untuk sesuatu yang tidak saya lakukan?”
Sementara itu, seorang psikiater forensic anak memberikan kesaksian minggu ini bahwa pengakuan Stinney seharusnya tidak pernah dipercaya.
“Ini adalah pendapat profesional saya, dengan tingkat kepastian medis yang wajar, bahwa pengakuan yang diberikan oleh George Stinney Jr. pada atau sekitar 24 Maret 1944, paling baik dikarakteristikkan sebagai pengakuan patuh dan palsu,” kata Amanda Sales kepada pengadilan.
“Itu tidak bisa diandalkan.”
Pada akhirnya, pada 17 Desember 2014, secara anumerta George Stinney dinyatakan tidak bersalah.
0 Komentar