SEBUAH video berisi drama "penyerangan" wanita berjilbab, Dora Natalia Singarimbun, terhadap polisi lalu lintas, Aiptu Sutisna, menjadi viral di media sosial.
Sejauh ini baru ada keterangan dari pihak "korban", Aiptu Sutisna, bahwa dirinya tidak tahu kenapa "diserang". Aiptu Sutisna bersikap sabar, sabar sekali... sehingga mendapatkan penghargaan dari Polda Metro Jaya.
Sebaliknya, Dora Natalia menjadi bulan-bulanan netizen. Ia dibully habis-habisan. Polisi mendapat simpati. Dora mendapat antipati.
Bagaimana duduk perkara sebenarnya?
Belakangan muncul klarifiksi dari Dora dan adiknya. Keterangan keduanya menjelaskan duduk perkara Dora Natalia vs Aiptu Sutisna, yaitu terkait teguran dan kunci mobil.
Intinya, Dora menegus polisi yang mengatur lalu lintas yang sudah lancar dan meminta Aiptu Sutisna mengatur lalu lintas yang macet.
Namun, Aiptu Sutisna malah mengambil kunci Dora. Dora minta ditilang kalau memang melanggar. Namun, seperti diakui Sutisna sendiri, Dora tidak melanggar lalu lintas dan tidak hendak masuk jalur busway.
Rupanya, Dora hendak merebut kunci yang dipegang Sutisna. Yang tampak di video adalah Dora "menyerang" Sutisna, bahkan terkesan "mencakar" sehingga merobek baju dinas Sutisna.
Dora Natalia adalah karyawan Mahkamah Agung. Ia seorang mualaf --baru masuk Islam.
Berikut ini klarifikasi adik Dora, Desi Apriguna Singarimbun, yang masih beragama Kristen, via akun Facebooknya:
Bapa Ibu yang terhormat terimakasih atas kritikan manis nya, saya hanya ingin sedikit menceritakan kejadian di tkp versi kk saya Dora Natalia Singarimbun. kk saya menegur polisi krn berdiri di jalan yg lancar dan mengatakan pak kalo mw mengatur lalu lintas di tempat yg macet jgn yg di jalan yg lancar, tapi polisi malah menghadang dan mengambil kunci mobil tanpa membuat surat tilang, (memang kk saya org nya tempramen) akhirnya kk saya turun dr mobil dan meminta kunci mobil dan di buatkan surat tilang klo mmg didapati kesalahan berlalu lintas, tapi si polisi tdk kasi malahan polisi yg satu mengambil kesempatan dgn merekam kejadian disaat kk saya berusaha menggapai kunci yg di pegang polisi, seolah kk saya mencakar polisi. sayangnya saat polisi mengembalikan kunci mobil kk saya sambil menginjak kaki kk saya yg tanpa sepatu dengan sepatu boot polisi itu tdk di rekam oleh teman nya.tapi ya itu lah sehebat apapun kita tetap kita manusia biasa yg lemah di mata Tuhan. saya pribadi tetap menilai kk saya ada kesalahan tapi tidak utk kita hakimi.
Berikut ini pengakuan Dora Natalia, juga via akun Faceboonya (14/12/2016) :
Kejadian ini juga harus membuka mata kita semua terhadap institusi ini (Kepolisian). Dimana banyak sikap dan vonis sebagian dari kita selalu menganggap negatif kelakuan institusi Kepolisian.
Terlihat besar, tinggi, gagah, tampang sangar, sedikit banyak membuat kita takut
Tp ternyata dibalik itu semua mereka sangat menghormati seragam
Kelelahan.. kepanasan.. serta cacian dan cemoohan, ke tidaktertiban pengendara tidak menghilangkan jiwa besar mereka
Betapa sabarnya
betapa bijaksananya
Betapa santun nya
Mungkinkah kita bisa seperti mereka
Itulah yg membuat saya sedikitpun tidak bisa membela diri.. tidak bisa membuat alasan apapun
Saya benar benar merasa salah
Tp satu hal yg pasti saya tidak melanggar jalur busway seperti yg kalian tuduhkan. Jika anda menonton. Sy rasa anda bisa bedakan mana jalur busway mana jalan umum dan sy berada dimana
Tp apapun ceritanya.. sayalah yg salah dan mgkn tidak pantas untuk anda maafkan
Tp sy akan trus kuatkn diri untuk masa dpn anak2 dan keluarga besar saya
Makasih atas semuanya
Sy tidak marah anda hina saya, tidak pantas saya marah anda caci.. tp sy sangat bahagia jika kalian doakn kebaikan untuk buat sy berubah ke yang lebih baik lagi.
Itulah duduk perkara "drama" Dora Natalia vs Aiptu Sutisna, yakni terkait teguran dan kunci mobil. Tidak lebih!
Pelajaran buat netizen: jangan mudah dan langsung menghakimi seseorang yang tampak bersalah, bagaimana kalau itu terjadi pada diri atau keluarga kita?
Sumber
Sumber
Sumber
0 Komentar