Karenanya, bagi kalangan media cetak, kehadiran media digital sebagai media baru saat ini tidak bisa dilawan. Justru media tersebut harus dikembangkan sebagai sumber pendapatan tambahan.
Demikian dikatakan Direktur Utama Harian Umum Pikiran Rakyat, Djoko Hendrarto, dalam acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN).
Menurut Djoko, keberadaan media online merupakan bagian dari perkembangan media massa. Sebelumnya, media cetak hanya bersaing dengan sesama surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
Namun, saat ini media cetak harus menghadapi revolusi media yakni, media digital. "Untuk menghadapi hal itu, Pikiran Rakyat ikut mengembangkan media online," ujar Djoko seperti dikutp laman PRLM.
"Terjun menggeluti onilne meruoakan strategi untuk mengantisipasi revolusi media. Apalagi, perangkat digital saat ini semakin canggih dan harganya murah," ujar Djoko.
Disebutkan juga, penghasilan dari media digital yang dimiliki Pikiran Rakyat, baru mencapai 0.3 persen dari penghasilan media cetaknya. Namun demikian Djoko optimistis penghasilan dari media digital akan semakin meningkat.
Hal senada dikemukakan Direktur Pengembangan Bisnis Kelompok Kompas Gramedia, Edi Taslim. Menurutnya, media online adalah peluang bukan ancaman, kendati uang yang dihasilkan dari media itu masih sangat kecil.
"Penghasilan iklan media digital perusahaan kami baru mencapai 2 persen dari penghasilan iklan media cetak," ujarnya.
Diungkapkannya, "kue" iklan untuk media digital di Indonesia tahun 2013 mencapai Rp1,5 triliun. Hanya saja, 70 persen "kue" iklan itu diambil perusahaan media digital asing, seperti Google, Yahoo, Tweeter, dan Facebook.
Sisa kue iklan 30 persen diperebutkan oleh 25 lebih media digital Indonesia. "Kita ini memperebutkan Rp400 hingga Rp500 miliar uang iklan yang tersisa," terangnya.*
Diungkapkannya, "kue" iklan untuk media digital di Indonesia tahun 2013 mencapai Rp1,5 triliun. Hanya saja, 70 persen "kue" iklan itu diambil perusahaan media digital asing, seperti Google, Yahoo, Tweeter, dan Facebook.
Sisa kue iklan 30 persen diperebutkan oleh 25 lebih media digital Indonesia. "Kita ini memperebutkan Rp400 hingga Rp500 miliar uang iklan yang tersisa," terangnya.*
0 Komentar